Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 HAKIKAT DAN KONSEP-KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Oleh NURFARHANAH NIM 1204385 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, hakikat merupakan inti sari atau dasar kenyataan yang sebenarnya. Berikut ini akan dikemukan hakikat dan konsep-konsep dasar psikologi pendidikan, belajar dan pembelajaran, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. A. PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1. Pengertian Psikologi Pendidikan Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung. Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum general phsychology yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat. Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya. Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan klinis Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal. Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri. 2 Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan Psikologi pendidikan menurut pakar adalah subdisiplin psikologi, dan bukan psikologi itu sendiri. Artur S. Reber seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, University of New York City, University of British Columbia Canada, dan juga pada University of Insbruck Austria, dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu pendidikan yang berkaitan denagan teori dan masalah kependidikan. Secara sederhana dan praktis, Barlow dalam Muhibbin Syah mendefinisikan psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran secara lebih efektif. Sultan Muhammad dalam Sudarwan Danim mendefinisikan psikologi pendidikan adalah aplikasi dari temuan psikologis di bidang pendidikan. Dengan demikian psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang perkembangan individu dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan yang menggabungkan dua bidang yang berbeda, yaitu pendidikan dan psikologi. Psikologi pendidikan adalah studi ilmiah untuk memahami, memprediksi, dan mengarahkan perilaku peserta didik bagi usaha pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran. John W. Santrock mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang menghususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Menurutnya psikologi adalah bidang yang sangat luas, sehingga dibutuhkan satu narasi tersendiri untuk menjelaskannya. Menurut The American People of Encyclopedia dalam Abdul Hadis dan Nurhayati bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang berusaha untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan persoalan pendidikan. Sedangkan Bimo Walgito dengan jelas menguraikan bahwa psikologi pendidikan adalah psikologi yang khusus menguraikan aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik minat atau perhatian peserta didik agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar, dan sebagainya. Berdasarkan beberapa defenisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam tatanan pendidikan yang teratur atau intervensi untuk pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain, psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin ilmu yang berupaya menggunakan konsep atau prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan. 3 2. Psikologi Pendidikan sebagai suatu Ilmu Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan. Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif. Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan. Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. 3. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan. Crow & crow secara eksplisit mengemukakan psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan. Selanjutnya Crow & Crow mengemukakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap proses belajar, Sifat-sifat dari proses belajar, Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar, 4 Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar, Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama belajar, Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar, Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar, Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadapa suatu individu, Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah. Akibat atau pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa 4. Pentingnya Psikologi Pendidikan bagi Guru Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya-aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Disinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah 2003 mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik” Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan–pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat a Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu. b Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya. c Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling. 5 Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban. d Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya. e Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. f Berinteraksi secara tepat dengan siswanya. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya. g Menilai hasil pembelajaran yang adil. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian. B. BELAJAR 1. Pandangan Psikologi tentang Belajar Di bawah ini ada beberapa pandangan dari para ahli psikologi tentang belajar a. Gagne, dalam buku The conditions of learning 1977 menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga pebuatannya performance-nya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.” 6 b. Morgan, dalam buku introduction to psychology 1978 mengemukakan “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku terjadi sebagai suatu hasil atau latihan.” c. Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada rekasi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Dari definisi-definisi diatas, dapat dikemukakan bahwa adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui pelatihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematngan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus realtif mantap ; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Ini kita berarti harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman konsentrasi atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Good and Brophy dalam bukunya educational psychology A Realistic Aprroach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaiu Learning is the development of new associations as a result of experience. Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal a purely internal event. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, melainkan proses itu terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi maksudnya adalah belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru new associations. Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa 7 antara perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi. 2. Ciri-Ciri Belajar Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya 1997 mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu a. Perubahan yang disadari dan disengaja intensional. Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan. b. Perubahan yang berkesinambungan kontinyu. Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakikat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”. c. Perubahan yang fungsional. Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru. 8 d. Perubahan yang bersifat positif. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip–prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru. e. Perubahan yang bersifat aktif. Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya. f. Perubahan yang bersifat permanen. Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut. g. Perubahan yang bertujuan dan terarah. Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. h. Perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”. 9 Menurut Gagne Abin Syamsuddin Makmun, 2003, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan discrimination, memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. C. PEMBELAJARAN 1. Pengertian pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang secara bertahap dari tidak bisa menjadi bisa untuk melakukan suatu hal. Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran yang kadang-kadang penggunaannya sering rancu karena kurang konsisten dalam mengartikan ketiga istilah tersebut. Ketiga pengertian istilah itu yang benar adalah sebagai berikut Menurut Theodore Brameld 1999, istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan 10 adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah. Sedangkan dijelaskan dalam UU Sisdiknas 20031, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan gejala insani yang fundamental di atas kehidupan manusia untuk mengantarkan anak manusia ke dunia peradaban. Pendidikan juga merupakan bimbingan ekstensial manusiawi dan bimbingan otentik agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan, serta mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu. Sehingga dengan pendidikan ini manusia akan dapat mempertahankan sistem budaya yang telah terbangun sebelumnya. Pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Rumusan pengertian diatas sejalan dengan pandangan Gagne 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Sedangkan menurut paham empiris, pengajaran merupakan kata benda dari kata mengajar yang artinya menimbulkan belajar dan itu terjemahan dari teaching atau diartikan juga instruction. Instruction adalah seperangkat peristiwa event yang mempengaruhi pembelajar sedemikian rupa sehingga pembelajar itu memperoleh kemudahan. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi ini menyatakan bahwa seorangmanusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati. Unsur utama dalam pembelajaran itu adalah pengalaman anak sebagai seperangkat peristiwa sehingga terjadi proses belajar. 11 Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat memengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta keterampilan aspek psikomotor seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 2. Sistem Pembelajaran Secara tradisional, proses pembelajaran melibatkan pendidik, peserta didik, dan buku ajar textbooks. Isi pelajaran yang dipelajari berasal dari buku ajar dan pembelajaran menjadi tanggung jawab pendidik dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik. Pembelajaran dapat ditafsirkan sebagai penyampaian isi pelajaran ke dalam otak peserta didik dengan cara tertentu dan mereka akan melacak kembali informasi yang telah diterima pada waktu menghadapi ujian. Dengan model ini, cara memperbaiki pembelajaran adalah dengan memperbaiki kemampuan pendidik dengan cara pendidik mempelajari banyak pengetahuan dan metode penyampaian isi pelajaran kepada peserta didik. Pandangan proses pembelajaran kontemporer menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses sistematis di mana setiap komponen pembelajaran adalah penting untuk meningkatkan keberhasilan belajar. Perspektif ini disebut sebagai pandangan sistem. Secara teknis, sistem merupakan serangkaian bagian yang berinteraksi dan semua komponen itu bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Tujuan sistem adalah menghasilkan belajar atau memberikan sarana penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen itu adalah pendidik, peserta didik, materi pembelajaran, dan lingkungan belajar. Semua komponen itu saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan berfungsi mendeskripsikan hakikat apa yang akan dilakukan dalam memecahkan suatu masalah. Pendekatan dapat berwujud cara pandang, filsafat atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan oleh masyarakat ilmiah dalam memecahkan berbagai masalah adalah pendekatan sistem. Sistem merupakan sekelompok bagian-bagian yang bekerja sama secara keseluruhan berdasarkan suatu tujuan bersama. Johnson, Kast dan Rozenzweig 1973 mengemukakan bahwa pendekatan sistem adalah cara berpikir untuk mengatur tugas, melalui suatu kerangka yang melukiskan faktor-faktor lingkungan internal dan 12 eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara terpadu. Atau, pendekatan sistem juga merupakan cara berpikir, sebuah metode atau teknik analisis dan suatu jenis manajerial. Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan input menjadi hasil output.Pada kerangka pendekatan sistem ini terlihat bahwa apa yang ingin dicapai restriction merupakan dasar analisis suatu sistem. Restriction terumuskan dalam tujuan objectives, standar perilaku yang diharapkan performance standard juga kemungkinan hambatan dalam mencapai tujuan constraint. Berdasarkan kepada tujuan sistem, selanjutnya dapat dirumuskan masukan input, yakni apa yang ingin dicapai sesuai tujuan. Masukan tersebut diproses sehingga menghasilkan keluaran output tertentu. Hasil evaluasi terhadap output dijadikan dasar umpan balik feed back untuk melakukan perbaikan atau revisi, baik terhadap proses maupun terhadap input. Atas dasar inilah seluruh komponen sistem berhubungan dan berinteraksi. 3. Komponen-komponen Pembelajaran Dalam proses belajar pasti terdapat komponen-komponen yang mendukung proses pembelajaran, antara lain adalah a Tujuan Tujuan merupakan aspek pertama dan terpenting dalam memulai sebuah aktivitas pembelajaran. Karena tujuan merupakan sebuah landasan di mana suatu pembelajaran akan ditempuh dan dijalani. Tujuan di sini dapat pula diartikan sebagai kurikulum. Yang mana kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan dengan kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. b Guru Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Didalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat 13 memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c Siswa Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring nurturent effect berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian. d Metode Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara lain Metode Ceramah Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu . Metode Diskusi Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi. 14 e Materi Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah Adanya teks yang menarik. Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa. Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki. Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru. f Alat Pembelajaran Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah perangkat lunak soft ware atau perangkat keras hard ware yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar. g Evaluasi Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Kepustakaan Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung PT Rosda Karya Remaja. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Yogyakarta Andi Offset, 2010. Gendler, Margaret E..1992. Learning & Instruction; Theory Into Practice. New York McMillan Publishing. John W. Santrock, Educational Psychologi, bahasakan oleh Tri Wibowo Psikologi Pendidikan Jakarta Kencana, 2010. 15 Moh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB – IKIP Bandung. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet. XV; Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2010. Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan Sistem. Aksara Jakarta Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2007. Psikologi Pendidikan. Unnes Press Semarang Sudarwan Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru Cet. I; Bandung Alfabeta, 2010. Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group Jakarta W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Grasindo ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Pembelajaran dan PengajaranMohSuryaMoh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB -IKIP Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet. XV; Bandung PT Remaja RosdakaryaMuhibbin SyahMuhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet. XV; Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2010.Landasan Psikologi Proses PendidikanNana Syaodih SukmadinataNana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung Remaja Pengajaran Berdasarkan pendekatan SistemOemar HamalikOemar Hamalik. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan Sistem. Aksara JakartaAchmad RifaiDan TriCatharina AnniRifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2007. Psikologi Pendidikan. Unnes Press SemarangPerencanaan dan Desain PembelajaranWina SanjayaWina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group Jakarta W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Grasindo
Psikologipendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk mengajar. Sedangkan arti psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan prinsip - prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hubungan Alam dan Pemeliharaan atau Saling Ketergantungan Ini adalah salah satu bidang paling penting dari para Psikolog sejak studi tentang Psikologi sebagai subjek khusus telah dilakukan. Studi penelitian ekstensif masih berlangsung untuk memahami hubungan antara gen dan faktor lingkungan untuk menganalisis alasan perbedaan perilaku pada individu dan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan. Banyak ilmuwan dan pemikir setuju pada fakta bahwa gen dan lingkungan memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku manusia. Masih, seperti Harris 1998 & Pinker 2002, banyak yang perlu dipelajari tentang bagaimana alam kerangka kerja biologis kita dan pengasuhan pengalaman seumur hidup kita bekerja bersama. Penelitian mengungkapkan bahwa proporsi variasi yang dapat diamati dalam karakteristik dalam hal kecerdasan, tinggi, dll di antara orang-orang adalah karena variasi genetik, yang juga digambarkan sebagai heritabilitas dari karakteristik. Pertanyaan asosiasi atau hubungan antara alam dan pengasuhan cukup kompleks dan sangat sulit dijawab. Baca juga Maraknya Investasi Crypto di Zaman Sekarang dan Pengaruh Psikologis para PemainnyaDeterminisme versus Kemauan Bebas Pertanyaan ini menyangkut sejauh mana orang dapat melakukan kontrol atas perilaku atau tindakan mereka sendiri. Para psikolog prihatin dengan memahami pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap perilaku kita yang dipandu oleh kekuatan-kekuatan yang berada di luar kendali kita atau apakah kita memilih perilaku yang ingin kita ikuti. Banyak dari kita mungkin memiliki preferensi untuk kehendak bebas, yang berarti kebebasan untuk melakukan apa pun yang ingin dilakukan, yang tidak dapat dilakukan. Tetapi, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kita tidak dapat sepenuhnya mengendalikan perilaku kita, cara kita berpikir atau mungkin ingin berubah Wegner, 2002. Perilaku adalah produk dari berbagai faktor lingkungan dan faktor Akurasi dan Ketidakakuratan Pertanyaan ini berusaha untuk menemukan jawaban untuk hubungan antara kemampuan pengambilan keputusan yang tidak akurat dan akurat dari manusia. Psikolog berusaha menganalisis sampai sejauh mana otak manusia dapat bertindak sebagai pengolah informasi dan seberapa efisien otak manusia dapat merencanakan atau mengimplementasikan keputusan yang efisien Fiske, 2003. Tetapi, kenyataannya berbeda dan otak manusia jauh dari sempurna karena gaya berpikir kita diatur oleh persepsi kita tentang dunia di sekitar kita, emosi dan motivasi kita. Oleh karena itu, keputusan kita dapat mengalami ketidakakuratan dan dikuasai oleh pengaruh bias persepsi juga Fakultas Psikologi UMBY Gelar Webinar dan Penyerahan Donasi untuk Korban Banjir NTT dan NTB ilustr APS Pemrosesan Tidak Sadar dan Sadar Aspek sadar dan tidak sadar dari otak manusia, perbedaan perilaku dan pola psikologis telah dijelaskan dalam teori Psikodinamik Freud sampai batas yang sangat besar. Bahkan penelitian kontemporer tentang psikologi kognitif, sama-sama menggarisbawahi bahwa perilaku kita sebagian besar diatur oleh berbagai variabel yang mungkin tidak jelas dan yang paling tidak kita versus Perbedaan Psikolog sejak beberapa tahun telah meneliti tentang menganalisis persamaan dan perbedaan psikologis dan kepribadian antara pria dan wanita. Pertanyaan tentang persamaan dan perbedaan etnis, wilayah atau budaya dan perilaku orang di seluruh dunia juga telah dianalisis. Psikolog lintas budaya, kepribadian, dan psikolog sosial berupaya menjawab pertanyaan terkait dampak lingkungan atau latar belakang orang pada perilaku ke Bidang PsikologiPsikologi adalah bidang studi yang kompleks. Menurut Wilson 1998, Psikolog dihadapkan pada tantangan untuk memahami dan mengobati berbagai gangguan psikologis seperti depresi, histeria dan banyak lainnya, karena mempelajari masalah psikologis ini sangat juga Mengenal Lebih Dalam Arti Konsep Diri terhadap Keberlangsungan Perkembangan Perilaku pada Sisi PsikologisStudi psikologi bertujuan untuk memprediksi dan memahami penyebab perbedaan perilaku manusia. Karena, penelitian ini didasarkan pada prediksi yang mungkin akurat atau tidak akurat, memahami perilaku manusia sangat sulit karena perbedaan kepribadian orang, akibatnya mereka bereaksi secara berbeda terhadap situasi yang berbeda. Perbedaan individu ini didasarkan pada dimensi psikologis atau fisik. Sebagai contoh, beberapa orang mungkin menderita depresi tanpa alasan yang jelas, sedangkan mungkin ada banyak orang yang menghadapi peristiwa traumatis atau sangat merugikan dalam hidup mereka dapat berjalan dengan lancar tanpa dalam perilaku individu ini disebabkan oleh perbedaan dalam variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku manusia yang tidak dapat diprediksi secara pasti tetapi hanya probabilitas yang dapat diturunkan. Misalnya, individu yang mendapat nilai tinggi pada tes IQ diharapkan memiliki kinerja rata-rata yang lebih baik daripada mereka yang mendapat nilai rendah dalam tes IQ, tetapi prediksi tersebut mungkin tidak akurat dalam arti sebenarnya dalam menjelaskan secara tepat seberapa efektif seseorang akan mampu melakukan .Perilaku manusia dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling bergantung satu sama lain dan cenderung tumpang tindih, akibatnya sulit untuk memastikan atau menganalisis penyebab perilaku tersebut. Sebagai contoh, banyak orang mungkin mengalami depresi karena alasan biologis yang mengakibatkan ketidakseimbangan neurotransmiter di otak. Depresi ini dapat membuat mereka berperilaku negatif dengan dunia luar, yang pada gilirannya dapat memaksa orang untuk bereaksi negatif terhadap mereka dan membuat mereka semakin tertekan. Di sini, kita dapat melihat bagaimana faktor-faktor biologis saling terkait dengan faktor-faktor sosial dalam mempengaruhi perilaku atau kondisi psikologis seseorang, akibatnya mungkin sulit untuk menilai penyebab spesifik perilaku lain yang kompleks dari psikologi adalah perilaku manusia yang sangat luas adalah hasil dari faktor-faktor yang tidak berada dalam kendali kita atau di luar lingkup pikiran sadar kita, yang membuat sangat sulit bagi individu untuk memahaminya. Studi yang dilakukan oleh Neurologist Austria Sigmund Freud 1856-1939, mengungkapkan bahwa proses tidak sadar adalah penyebab sebenarnya dari sebagian besar masalah atau gangguan psikologis, yang tetap dalam ingatan kita dalam keadaan tertekan dan tidak diketahui oleh kita dalam kondisi normal. Penelitian saat ini sama-sama mendukung pekerjaan Freud dan mengakui pentingnya faktor tidak sadar dalam mempengaruhi perilaku manusia.***Solo, Senin, 15 Juli 2019. 512 pm'salam hangat penuh cinta'Suko Waspodosuka ideaantologi puisi suko 1 2 3 Lihat Humaniora Selengkapnya
Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan memberikan kesempatan mahasiswa untuk memberi pendapat atau pertanyaan tentang hal-hal yang tidak mereka mengerti atau bertentangan dengan apa yang mereka pahami sebelumnya. • Diskusi dilakukan dengan memberikan learning task berkaitan dengan pokok bahasan
Kebiasaan anak didik ketika berada di lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan terkadang juga berbeda. Psikologi pendidikan muncul untuk memberikan perbaikan pada dunia pendidikan dalam menerapkan kurikulum, proses belajar mengajar, layanan konseling dan evaluasi untuk mendapatkan kualitas anak didik yang lebih Psikologi Pendidikan Menurut Para AhliPsikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan gejala gejala jiwa manusia Abu, 2003.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dalam suatu pembelajaran atau pelatihan KBBI.Menurut Muhibin Syah 2003, psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang membahas masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor – faktor yang berhubungan dengan dunia pendidikan Whiterington, 1982.Sementara itu, Djiwandono 2002, mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk mengajar. Sedangkan arti psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan prinsip – prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia. Pendidikan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi proses mengajar dan psikologi pendidikan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu psikologi yang mempengaruhi proses belajar mengajar dalam dunia Lingkup Psikologi PendidikanPsikologi pendidikan memiiliki ruang lingkupnya yang menjadi dasar dan batas atau yang membedakan dengan keilmuan psikologi lainnya. Menurut Sumadi Suryobroto, ruang lingkup psikologi pendidikan antara lainPengetahuanPendidik atau guru perlu memilik pengetahuan yang lebih untuk memberikan pengajaran pada anak didiknya. Proses belajar mengajar memberikan dampak secara pengetahuan kognitif pada peserta didik yang awalnya tidak tahu tentang materi yang diberikan menjadi tahu. Guru atau pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang metode pembelajaran dan pengetahuan lainnya tentang masalah yang mungkin ada pada peserta tentang aktivitas jiwa peserta didik, intelegensi, kepribadian, karakter individu, bakat peserta didik, tumbuh kembangnya, pembinaan disiplin di dalam kelas, motivasi belajar, perilaku guru, strategi belajar mengajar, dan masalah masalah khusus dalam pengajaran dan pembelajaran yang interaktif dari guru akan memberikan motivasi dan respon positif dari anak didik saat proses belajar mengajar. Pembawaan dimiliki seorang pengajar sebagai gaya penyampaian materi, konsep pengajaran selama berada di kelas. Dan juga diperlukan untuk mengubah suasana yang menstimulus siswa selalu aktif akan meningkatkan kualitas hasil – proses tingkah lakuMenurut Soerjabrata, psikologi pendidikan ditinjau secara dinamis yakni mencakup perubahan perilaku seperti Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perilaku karena belajar merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran interaktif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan memunculkan perubahan perilaku seperti ketrampilan selama proses pembelajaran seperti berbicara di depan kelas, berdiskusi, ataupun kegiatan yang melibatkan respon sensorik dan motorik. Kegiatan tersebut memberikan perubahan pada peserta didik menjadi lebih aktif dan perubahan sikap afektif dari sikap yang kurang baik menjadi sikap yang positif. Sikap positif yang dibawa saat kembali ke dalam keluarga, ke masyarakat merupakan hasil proses pendidikan yang dan ruang lingkup belajarHakikat merupakan hal yang mendasari dalam proses belajar. Hakekat dan ruang lingkup belajar mengacu proses pembelajaran seperti interaksi, materi yang diberikan kepada siswaGuru mempengaruhi perkembangan siswa dari tingkah laku yang ditunjukkan ketika di kelas, ketertarikan atau keaktifan saat mengikuti pelajaran, hasil yang didapatkan ketika tes. Dan juga perkembangan siswa yang tampak dari sikap, cara berbicara, interaksi dengan guru dan temannya. Semua itu merupakan hasil dari proses pembelajaran. Perkembangan yang positif jika dilihat kemajuan siswa dalam interaksinya maupun intelegensinya meningkat ke arah yang yang mempengaruhi belajarSituasi belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Situasi seperti tempat dan suasana sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru. Kondisi ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan merupakan fasilitas yang membantu mempengaruhi kualitas belajar ruangan dari kebersihan, sirkulasi udara, kapasitas ruangan yang memadai, kondisi bangku dan tempat duduk, penerangan, dan kondisi tenang dibutuhkan akan membangkitkan minta belajar peserta didik dan juga semangat mengajar guru. Sikap guru, semangat kelas, sikap keluarga dan masyarakat juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil lain yang mempengaruhi belajar berasal dari dalam atau diri siswa yaitu motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan diri menyesuaikan dengan lingkungan pendidikanPengukuran pendidikan merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap peserta didik setelah mendapatkan proses pembelajaran dalam waktu tertentu untuk mengukur perkembangan pendidikan yang telah praktis pengukuranAspek praktis pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa hasil dari proses belajarPembelajaran dengan sistem dan interaksi yang baik dan positif dengan komunikasi yang menyenangkan antara guru dan anak didik menyebabkan anak didik menerima ilmu yang diberikan dan menyukai gurunya. Namun, jika interaksi dan komunikasi guru pada siswa kurang baik, maka siswa akan menjadi tidak suka dan menunjukkan sikap yang negatif. Sikap positif yang diajarkan dan diterapkan selama di sekolah akan dimiliki oleh siswa seperti yang awalnya tidak disiplin menjadi disiplin, yang sebelumnya tidak bisa berpakaian rapi menjadi berseragam dengan mentalKesehatan mental anak didik ditandai dengan keikutsertaannya dan keaktifannya dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun karakterKarakter psikologi dibentuk dari budaya yang diterapkan selama masa pembelajaran di bangku sekolah oleh pendidik. Budaya berupa aturan aturan kedisplinan ataupun asas dari kebudayaan yang ada pada suatu pendekKurikulum merupakan kerangkan pembelajaran untuk tujuan pembelajaran yang efektif dan Belajar dalam Psikologi PendidikanTerdapat beberapa terori – teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar pelaksanaan psikologi dalam dunia BehaviorismeMenurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut merupakan dampak dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dapat diartikan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada siswa dari interaksi terhadap stimulus. Seseorang dikatakan sudah belajar jika terdapat perubahan pada dalam teori ini, konsep yang diutamakan adalah input atau stimulus yang diberikan seperti guru mengajarkan pada siswa cara membaca. Kemudian output yang merupakan hasil atau respon akibat dari stimulus, seperti siswa menjadi bisa membaca walaupun masih terbata- bata. Hal tersebutlah yang dikatakan belajar. Namun apabila pada outputnya siswa masih belum bisa membaca, maka proses tersebut belum dikatakan sebagai kegiatan belajar karena tidak ada hasil dari stimulus yang conditioning TheoryOperant conditioning adalah tipe pembelajaran dimana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yang bisa diperoleh. Kunci dari operant conditioning ini adalah dukungan positif dan negatif, hukuman positif dan negatif. Dukungan positif adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan pada suatu perilaku. Contohnya guru yang memberikan pujian pada siswanya karena telah menjawab dengan benar. Dukungan negatif adalah membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa diterima. Contohnya Di luar sangat bising, sehingga menyalakan TV dengan keras membuat lebih nyaman dan mengurangi suara bising yang tidak hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan. Contohnya Ketika ada seorang anak yang nakal di kelas, dia menerima hukuman berdiri di depan kelas. Hukuman negatif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan. Contoh Kevin merusak boneka adiknya, sehingga dia tidak diperbolehkan main di luar dengan temannya Saul, 2015.Classical conditioning TheoryClassical conditioning merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru melalui suatu proses yang berkesinambungan. Terdapat tiga tahapan pada teori ini dengan pemberian stimulus baru pada masing masing 1 – Before Conditioning pada tahap ini stimulus dari lingkungan yang mengeluarkan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang tidak pernah terfikirkan. Contoh Parfum dapat menimbulkan respon 2 – During Conditioning Stimulus dari lingkungan tidak berespon berhubungan dengan stimulus yang sudah diketahui. Contoh parfum mungkin berkaitan dengan 3 After Conditioning terbentuknya respon yang baru. Contoh Seseorang yang sebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi sangat memikat Mcleod, 2008.Teori KognitifTeori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan untuk proses pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon dan lainnya. Kemudian, teori kognitif memiliki empat pronsip dasar 1 Siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan, 2 Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari, 3 belajar membangun pengalaman 4 belajar merupakan perubahan struktur mental koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike 1878- 1949 dan dikenal dengan teori stimulus – respon. Menurutnya, dasar belajar merupakan asosiasi dari stimulus dan respon. Stimulus akan memberikan pesan pada panca indera lalu memberikan respon dengan perilaku. Asosiasi seperti hal tersebut disebut koneksi. Prinsip itulah yang disebut GestaltGestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa, seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai kesatuan yang utuh. Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Misalnya, ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk yang mirip suatu Psikologi terhadap PendidikanPsikologi pendidikan sudah menjadi dasar pembentukan dan pengembangan sistem kurikulum, pembelajaran,d an penilaian dalam dunia pendidikan. Kontribusinya terhadap perkembangan dunia pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Peran psikologi terhadap kurikulum pendidikanSecara psikologis, pengembangan diri siswa didasarkan pada kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotor. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari perkembangan sikap, motivasi, tingkah laku, dan komponen lainnya. Komponen pembelajaran merupakan proses dari input ke output. Lalu, penggunaan kurikulum sebagai kerangka alur input menuju output atau hasil yang baik memerlukan hakikat – hakikat yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pada ketrampilan, pengetahuan, dan refleksi dalam berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak dengan refleksi diri yang konsisten memungkinkan terbentuknya suatu individu individu yang unggul dan Peran psikologi terhadap sistem pembelajaranTerkait dengan teori teori psikologi yang berdampak pada seseorang dalam bertingkah laku, psikologi juga mempengaruhi sistem pembelajaran pada dunia pendidikan dengan positif. Siswa menjadi bersungguh – sungguh belajar ketika respon psikologinya dibimbing oleh pengajar dengan juga, proses pemahaman pembelajaran suatu topik menjadi lebih mudah dengan penyelesaian masalah-masalah pembelajaran yang dialami. Keinginan atau hasrat menjadi lebih tinggi dengan pendekatan psikologi dari guru dengan interaksi dan komunikasi yang itu psikologi pendidikan juga telah melahirkan prinsip prinsip pembelajaran seperti yang dipaparkan oleh Sudirwo, 2002 Seseorang yang belajar harus memiliki sebuah dilahirkan dari kebutuhan bukan paksaanHarus bersedia mengalami beberapa itu dibuktikan dengan perubahan membutuhkan insight apa yang harus dipelajari dan membutuhkan perlu dilakukan namun didahului dengan Peran psikologi terhadap sistem penilaianPsikologi juga telah memberikan peranannya dalam sistem penilaian. Misalnya, dengan tes psikologi untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, tes bakat untuk mengetahui bakat yang potensial terdapat dalam diri siswa sehingga lebih mudah memberikan bimbingan dalam membantu mengembangkan potensi diri aspek kepribadian juga dapat membantu guru mengenal lebih baik pribadi siswanya sehingga bisa memberikan pendekatan yang lebih baik lagi dalam proses pembelajaran. Berbagai tes psikologi tersebut membantu memberikan penilaian terhadap masing masing siswa untuk mempermudah menjembatani keinginan, potensial, maupun impian siswa sesuai dengan kemampuan dan Mempelajari Psikologi PendidikanTerdapat beberapa manfaat mempelajari psikologi pendidikan menurut Muhammad dan Wiyani 2013, yaitu 1. Memahami perbedaan siswaMasing masing siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda beda. Sebagai guru, perlu untuk memahami perbedaan perbedaan karakteristik setiap siswa, tahap tumbuh kembangnya, serta tipe perilakunya. Pemahaman tersebut dapat menghasilkan interaksi pembelajaran yang sesuai dan pembelajaran yang efektif serta hanya itu, pemahaman guru terhadap perbedaan-perbedaan tersebut memungkinkan untuk memberikan interaksi belajar yang berbeda pula pada setiap siswa agar pendekatan dan proses belajar lebih bisa diterima tanpa membeda bedakan siswa secara personal atau pilih Menciptakan iklim belajar yang kondusif di kelasKemampuan guru menciptakan iklim belajar yang kondusif meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar pendekatan dan interaksi yang menyenangkan kepada siswa sesuai dengan masing masing karakteristik siswa, akan memberikan iklim belajar yang kondusif dan proses pembelajaran yang Memilih strategi pembelajaran yang tepatMempelajari psikologi untuk mengenal karakteristik masing masing siswa dan mengenal metode pembelajaran yang disukai, akan memberikan kemampuan untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat di dalam kelas. Strategi pembelajaran yang sudah tepat, akan memberikan situasi efektif belajar Memberikan bimbingan pada siswaPsikologi memberikan kemampuan kepada guru untuk menjadi seorang pembimbing bagi siswanya dengan pendekatan emosional dari hati ke hati untuk mendapatkan kepercayaan siswa. Ketika siswa sudah memberikan rasa percayanya kepada guru, maka proses membantu penyelesaian masalah untuk proses pembelajaran yang efektif akan dapat dilakukan dengan Berinteraksi dengan tepat dengan siswaPrinsip-prinsip psikologi mendasari cara berkomunikasi yang tepat dalam pembelajaran. Komunikasi dengan siswa dinyatakan dengan menempatkan diri sesuai tahapan tumbuh kembang siswa. Sehingga dapat memberikan suatu interaksi yang menyenangkan. Penyesuaian dengan tahapan rumbuh kembang siswa menciptakan pemahaman pengajar dari sudut siswa dan mengetahui keinginan atau proses pembelajaran yang disukai dan juga karakter masing masing Memberikan evaluasi hasil pembelajaranSebagai seorang pendidik, dengan mempelajari psikologi pendidikan akan mampu memberikan penilaian hasil pembelajaran secara adil. Selain itu juga dapat menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Evaluasi hasil pembelajaran bisa berupa nilai ujian secara intelegensi, nilai sikap, dan nilai keaktifan mengikuti kegiatan sekolah. Ketiga hal tersebut menentukan kualitas perbaikan itngkah laku siswa menjadi lebih Memotivasi belajarBekal psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar mampu memberikan dukungan, dorongan atau motivasi untuk siswanya dalam semangat belajar yang lebih tinggi. Psikologi pendidikan mengajarkan tentang memahami masing masing karakteristik siswa dan memberikan motivasi sesuai dengan karakter tersebut agar lebih efektif mempengaruhi semangat belajar siswa. Pemberian dukungan positif kepada siswa menghasilkan semangat belajar yang Menetapkan tujuan pembelajaranPsikologi pendidikan membantu pegajar untuk menentukan tujuan pembelajaran terhadap perubahan perilaku seperti apa yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditetapkan pada setiap materi yang akan diberikan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran dijadikan patokan kesesuaian hasil pembelajaran apakah nantinya dianggap berhasil atau Penggunaan media pembelajaran yang tepatPengetahuan psikologi pendidikan juga bermanfaat untuk menentukan media pembelajaran yang tepat untuk siswa, misalnya media audio, visual, motorik, dan lain sebagainya sebagai aktivitas pembelajaran yang menyenangkan. media pembelajaran juga disesuaikan dengan materi belajar yang akan disampaikan. Siswa terkadang lebih tertarik dengan proses pembelajaran yang menggunakan komponen audiovisual dalam proses pemahaman materi dan lebih efisien dalam pengembangan imajinasi Penyusunan jadwal pelajaran yang sesuaiPenyusunan jadwal pelajaran juga disesuaikan dengan kondisi siswa, seperti pelajaran yang butuh pemikiran lebih rumit seperti matematika akan lebih baik jika diletakkan pada jam belajar pertama, saat pikiran siswa masih segar dan konsentrasinya masih maksimal. Jika mata pelajaran seperti matematika diletakkan pada akhir kelas, maka hal itu tidak akan efektif. Siswa sudah lelah, daya tangkapnya menurun, konsentrasi menurun, dan pembelajaran menjadi tidak pendidikan memberikan dampak dan manfaat dari berbagai aspek dalam pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu pengajar untuk memahami siswa lebih dalam berdasarkan karakteristiknya, tahap tumbuh kembangnya, perilaku dan tingkah lakunya, secara emosional untuk memberikan proses belajar mengajar yang tepat dan sesuai sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang baik tersebut akan berdampak pada hasil yang memuaskan. Siswa yang mendapatkan proses pembelajaran baik, akan menerapkan pola pola kebiasaan yang baik setelah dirinya masuk ke dalam keluarga dan masyarakat dan memberikan dampak perilaku positif dalam setiap tentang psikologi pendidiikan ini semoga dapat membantu para pengajar untuk lebih memahami karakter siswanya dan menyesuaikan proses pembelajaran yang tepat sehingga mampu menghasilkan generasi generasi yang unggul baik secara intelegensi maupun sikap dan perilaku yang nantinya dibawa dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mampu memberikan peranan positif dan bermanfaat.
Psikologlintas budaya kepribadian dan psikolog sosial berupaya menjawab pertanyaan terkait dampak lingkungan atau latar belakang orang pada perilaku mereka. James draver dalam kamus psikologi. Dan pertanyaan ghaib yang oleh ahli ahli pada zaman itu dicoba. Dalam hal ini kajian psikologi pendidikan sama dengan psikologi belajar.
Apakah kalian yang membaca artikel ini seorang mahasiswa psikologi? Pernahkah kalian ditanya "bisa baca pikiran ya?".Banyak masyarakat umum yang masih belum memahami apa itu psikologi dan bagaimana pendidikannya. Banyak yang mengira seorang mahasiswa psikologi adalah seorang "peramal", dukun dan bahkan dokter seseorang baik psikolog maupun mahasiswa psikologi adalah orang-orang yang menempuh pendididikan berdasarkan ilmu terapan dan ilmiah yang dipelajari selama bertahun-tahun dan ilmu psikologi bukanlah ilmu yang dapat dipelajari dalam bagi kalian yang belum mengerti mengenai fakta sebenarnya tentang mahasiswa psikologi, sebaiknya kalian simak dibawah Mahasiswa psikologi bukan Masyarakat awam sering bertanya tentang masa depan dan berbagai hal-hal yang tidak masuk akal ketika mereka tahu bahwa orang yang mereka ajak bicara adalah seorang mahasiswa seorang tidak hanya mahasiswa bahkan psikolog pun tidak akan pernah bisa tahu akan masa depan seseorang. Jadi, seorang mahasiswa psikologi tentu tidak bisa membaca masa depan, ya Mahasiswa psikologi belum tentu Ketika kalian menempuh pendidikan S1 dan kalian lulus, seorang mahasiswa psikologi belum bisa disebut psikolog loh, baru bisa disebut psikolog ketika sudah berhasil menyelesaikan pendidikan S2 Keprofesian, nah baru bisa disebut psikolog, Lulusan S1 psikologi belum bisa buka Ketika lulus pendidikan S1, seorang sarjana S1 tidak bisa serta merta langsung membuka praktik konseling. Kalian hanya diperbolehkan menjadi asisten psikolog yang tugasnya pun terbatas. 4. Mahasiswa psikologi bukan dokter Mahasiswa psikologi tentu berbeda dengan dokter jiwa. Dokter jiwa senidiri adalah seseorang yang berlatar belakang dokter dan mengambil spesialis kejiwaan. Sedangkan seorang psikolog adalah seseorang yang hanya mempelajari ilmu psikologi murni dan diselingi sedikit ilmu fisiologis dan anatomi namun tidak berlatar belakang pendidikan itu dokter jiwa atau sering disebut psikiater dapat memberikan resep obat kepada pasiennya, hal tersebut karena latar belakang mereka yang seorang dokter. Sebaliknya seorang psikolog tidak dapat memberikan resep obat namun hanya dapat mendiagnosa serta memberikan Bukan ahli Banyak orang ketika bertemu dengan mahasiswa psikologi langsung hendak berkonsultasi dalam hal apapun. Baik dari sisi kepribadian hingga ke hal yang berbau percintaan. Percayalah seorang mahasiswa psikologi juga manusia biasa yang kadang jika kalian bertanya tentang dunia percintaan, mereka pun bisa cukup kesulitan. Memang dalam psikologi ada materi yang mengajarkan tentang percintaan bahkan hal tersebut dibahas dalam cakupan teori dan bukan untuk bermaksud bagaimana cara memikat wanita dan bagaimana cara menemukan jodoh. Karena kembali lagi ranah psikologi hanya dapat memberi tahu cara kita bersikap mengenai cinta bukan meramal siapa jodoh Mahasiswa psikologi bukan pribadi yang Sebagai seseorang mahasiswa Psikologi, tentu banyak orang yang berekspektasi lebih terhadap diri kita. Mereka menganggap mahasiswa psikologi adalah pribadi yang benar-benar baik dan tahu akan permasalahan dirinya. Tapi, itu semua tidak mahasiswa psikologi belajar bagaimana cara bersikap, bagaimana cara berkomunikasi dah bagaimana menanggulangi berbagai gejala-gejala mental. Namun tidak semua manusia sempurna. Semua punya masalahnya masing-masing, berbagai teori-teori yang didapat hanyalah nilai lebih bagi mahasiswa psikologi untuk setidaknya menyadari berbagai permasalahan yang ada pada dirinya namun bukan disebut sebagai pribadi yang benar-benar Menjadi mahasiswa psikologi = masa depan Banyak orang tua tidak tahu apa itu jurusan Psikologi dan akhirnya takut menguliahkan anak-anak mereka di jurusan tersebut. Padahal ketika berkuliah di jurusan Psikologi, peluang kerja tentulah sangat terbuka lebar. Contohnya saja artis ibukota dan pembawa acara Deddy belakang pendidikan psikologi, ia menjadi contoh betapa fleksibelnya jurusan psikologi dalam dunia kerja. So, masa depan abu-abu yang ditakutkan orang-orang tersebut tidak benar adanya. Intinya kembali bagaimana kita mengembangkan diri kita ke arah yang lebih baik dan mampu menggunakan ilmu untuk kemaslahatan masyarakat. IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
PertanyaanTentang Landasan Pendidikan. Apabila antara etika, logika, estetika, dan kinestetika tidak terjadi keseimbangan maka. Landasan yang bersifat
0 Flares 0 Flares × ¿Cuál es la importancia de la psicología educativa en el proceso de enseñanza aprendizaje? Fundamentalmente la psicología educativa tiene una disciplina cuyo estudio se exige a aquellos estudiantes que aspiran a dedicarse a la tarea de la enseñanza, de esta manera los estudiantes deben estar familiarizados con los principios de la dinámica humana para poder ser orientados al desarrollo. Así, los psicólogos educativos desarrollan suposiciones explícitas acerca de las condiciones que facilitan el aprendizaje y luego recopilan datos para verificar o refutar esas suposiciones. De esta manera, Merle Wittrock considera que la psicología educacional apunta al estudio de los problemas cotidianos de la educación a partir de los cuales se derivan principios, modelos, teorías, procedimientos de enseñanza y métodos prácticos de instrucción y evaluación, así como métodos de investigación, análisis estadísticos y procedimientos de medición y evaluación apropiados para estudiar los procesos afectivos y de pensamiento de los estudiantes y social y culturalmente complicados de las escuelas. Esta ciencia pretende aportar a los profesores diversas maneras de pensar acerca de los niños a quienes enseñan, para seleccionar formas aplicables a lo que sucede en las aulas. Se enfoca en el estudio psicológico de los problemas cotidianos de la educación, a partir de los cuales se derivan principios, modelos, teorías, procedimientos de enseñanza y métodos y prácticas de instrucción y evaluación, así como métodos de investigación, análisis estadísticos y procedimientos de medición y evaluación para estudiar los procesos afectivos y de pensamiento de los estudiantes y los procesos social y culturalmente complicados de las escuelas. El conocimiento del comportamiento de los individuos que permite entender mejor su conducta y el porqué de sus acciones y la efectividad de la enseñanza en términos de aprendizaje y cambio, son hechos importantes que permiten ideas estrategias al educador. Defina el Concepto de Psicología La Psicología es la ciencia que estudia la conducta y los procesos mentales. Etimológicamente la psicología proviene de las palabras griegas psique que significa alma y logos que significa tratado, ciencia; de esta manera literalmente significaría ciencia del alma. La Oxford American Dictionay nos define a esta ciencia como el estudio de la mente, la forma como trabaja y sus características mentales. ¿Cuáles son las ramas de la psicología y explicar brevemente? Las ramas de la psicología se dividen en dos PSICOLOGÍA BÁSICA Lo que estudia son los proceso mentales básica y se sirve de un método científico sobre todo en contextos universitarios o fundaciones. La psicología básica se divide en las siguientes ramas Psicología general que sería el conocimiento y la naturaleza de los procesos mentales y psicológicos. Dentro de esto se estudiaría el conocimiento clásico, el conocimiento operante, la memoria…. Psicología experimental actúa siempre en laboratorio. Todo lo que no nos interesa lo eliminamos, solamente nos quedamos con lo que queremos estudiar. Psicobiología el psicólogo estudia los aspectos de la biología que nos interesa conocer a nosotros. Estudia el sistema nervioso y el endocrino, como influyen los medicamentos, como deriva nuestro comportamiento, el cocimiento de las influencias genéticas, etc. Psicología evolutivaestudia los cambios de comportamiento según la edad del sujeto, y las características propias de cada edad. Psicología social se estudian las características del grupo, como el grupo se comporta. Estudia las distintas etapas de un grupo, la formación de este, cohexionado. Estudia también el enamoramiento, el rumor, la violencia colectiva… Psicología de la personalidad. Estudia las características que definen a una persona. Psicología del aprendizaje intenta establecer leyes generales del aprendizaje. Se estudiaba con animales para ver como eso se puede aplicar a los seres humanos. Psicología diferencial que pretende estudia las diferencias individuales de cada persona, incidiendo en nuestra conducta y los procesos mentales. PSICOLOGÍA APLICADA No podría existir sin la básica. La psicología aplicada aplica los conocimientos que se adquieren de la psicología básica. La psicología puede realizarse tanto en contextos normales o patológicos. La psicología aplicada se dividen en las siguientes ramas Psicología educativa trabaja en ámbitos educativos basándose en los conocimientos de la psicología básica. Psicología social estudia la sociedad. Psicología clínica se encarga de los procesos patológicos del ser humano. Estudia las enfermedades mentales e intenta remediarlas. Psicología industrial se dedica al ámbito de los recursos humanos, seleccionar el personal de una empresa, condicionar el mejor trabajo de la empresa. Psicología del deporte, Psicología jurídica. ¿Cuáles son las contribución es de Jean Piaget a la psicología educativa? Entre algunos de los aportes de Jean Piaget a la psicología educativa es su señalamiento sobre los niños sanos son participantes activos en el aprendizaje y construyen sus propios puntos de vista del mundo social en el que viven. “…en cuanto a la reacción funcional, el niño es idéntico adulto; como este último, es un ser activo cuya acción, regida por la ley del interés o la necesidad, sólo alcanza su pleno rendimiento si se suscitan los móviles autónomos de esta actividad”, Piaget, 1981. Los psicólogos educativos han investigado la aplicabilidad educacional de Teoría de Jean Piaget del desarrollo, según que los niños se maduran a través de cuatro etapas de capacidad cognoscitiva. Piaget presumió que los niños no son capaces de pensamiento lógico abstracto hasta que son más viejos que cerca de 11 años, y por lo tanto niños más jóvenes necesitan ser enseñados usando objetos y ejemplos concretos. Los investigadores han encontrado que las transiciones, por ejemplo de concreto al pensamiento lógico abstracto, no ocurren al mismo tiempo en todos los dominios. Un niño puede poder pensar abstractly de matemáticas, pero sigue siendo limitado al pensamiento concreto al razonar sobre relaciones humanas. Quizás Piaget que aguanta la contribución es su penetración que puebla activamente la construcción su comprensión con un proceso self-regulatory. Piaget propuso una teoría de desarrollo de razonamiento moral en qué niños progrese de una comprensión ingenua moralidad de acuerdo con comportamiento y resultados a una comprensión más avanzada basada en intenciones. Las opiniones de Piaget del desarrollo moral fueron elaboradas cerca Kohlberg en a teoría de la etapa del desarrollo moral. Hay evidencia de que el razonamiento moral descrito en teorías de la etapa no es suficiente explicar comportamiento moral. Por ejemplo, otros factores por ejemplo el modelar según lo descrito por teoría cognoscitiva social de la moralidad se requiere para explicar el bullying. Publicó varios estudios sobre Psicología Infantil y, basándose fundamentalmente en la detallada observación del crecimiento de sus hijos, elaboró una teoría de la inteligencia sensoriomotriz que describe el desarrollo casi espontáneo de una inteligencia práctica que se sustenta en la acción praxis -en plural praxia-. Es así que Piaget puede afirmar que los principios de la lógica comienzan a desarrollarse antes que el lenguaje y se generan a través de las acciones sensoriales y motrices del bebé en interacción e interrelación con el medio, especialmente con el medio sociocultural, en lo que a partir de la psicología vygotskiana podemos denominar mediación cultural. En La psicología de la inteligencia 1947 Piaget recopila las clases del curso que impartiera en el Colegio de Francia durante el año 1942, resumiendo allí sus investigaciones psicogenéticas de la inteligencia; en tal obra Piaget postula que la lógica es la base del pensamiento; y que en consecuencia la inteligencia es un término genérico para designar al conjunto de operaciones lógicas para las que está capacitado el ser humano, yendo desde la percepción, las operaciones de clasificación, substitución, abstracción, etc. hasta -por lo menos- el cálculo proporcional. Y así pudiera que muchos de los trabajos de Piaget no estuvieran directamente relacionados con la psicología educativa, pero al ser enfocados en la niñez y su inteligencia y desarrollo, ya son elementos que pueden ayudar a la psicología educativa en algunos de sus aspectos. Citar este texto en formato APA _______. 2013. WEBSCOLAR. Cuestionario de psicología educativa. Fecha de consulta 16 de June de 2023. Rating From 4 votes. You voted 5, 1 año ago. Please wait...
Contohsoal psikologi pendidikan nomor 5 Terangkan implikasi adanya perbedaan kemampuan pada proses pembelajaran di dalam kelas! Jawaban: Kemampuan umum diartikan sebagai sebuah prestasi komparatif dari setiap individu di dalam berbagai pekerjaan, termasuk kegiatan untuk mencari solusi dari masalah yang ada.
Tujuan utama diselenggarakannya pendidikan adalah untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia serta bagaimana cara manusia itu berperilaku. Setiap individu yang terlibat di dalam proses pendidikan pasti memiliki perbedaan karakter serta perilaku. Nah, hal-hal yang berkaitan dengan perilaku serta kondisi kejiwaan manusia itu dipelajari secara lebih rinci di dalam psikologi pendidikan. Mari, simak pembahasannya lebih jelas di bawah ini. Hubungan antara Psikologi dan Pendidikan Sebelum membahas materi ini lebih dalam, Bapak/Ibu harus tahu hubungan antara psikologi dan pendidikan. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku serta kepribadian seseorang. Sementara itu, pendidikan merupakan serangkaian proses untuk mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik dan terarah melalui pelatihan maupun pembelajaran. Di dalam pendidikan itu sendiri, harus ada studi tentang bagaimana perilaku individu di dalamnya, misalnya saja perilaku peserta didik. Nah, peran psikologi adalah bagaimana merancang sistem pendidikan yang nantinya bisa menjadikan perilaku seseorang lebih baik, terarah, dan bermartabat. Pengertian Psikologi Pendidikan Salah satu tokoh psikologi pendidikan yang cukup dikenal adalah Johann Herbart. Menurut Herbart, proses belajar atau kemampuan memahami sesuatu itu dipengaruhi oleh cara berpikir seseorang dalam mengaitkan hal-hal baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Proses belajar untuk mendapatkan pengetahuan bisa dicapai melalui pendidikan. Tujuan akhir dari pendidikan, yaitu perubahan perilaku seseorang menjadi lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang fokus pada kondisi kejiwaan serta tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses belajar di dunia pendidikan. Itu artinya, guru harus memahami pentingnya hal ini sebagai upaya penguatan karakter untuk mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih baik. Tujuan Psikologi Pendidikan Sebagai salah satu cabang ilmu psikologi, tujuannya adalah sebagai berikut. Memperkokoh sistem pendidikan dengan memaksimalkan SDM di dalamnya. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik di sekolah. Memahami berbagai perubahan perilaku peserta didik di sekolah. Memaksimalkan pembelajaran sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Fungsi Psikologi Pendidikan Fungsinya adalah sebagai berikut. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pembelajaran. Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam membimbing serta mengarahkan potensi peserta didik. Dapat dijadikan sebagai dasar dalam menciptakan kondisi kelas yang kondusif. Dapat meminimalisir konflik yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di dunia pendidikan. Materi Psikologi Pendidikan Materi psikologi pendidikan merupakan objek yang dikaji di ilmu tersebut. Pihak yang terkait erat dengan materi psikologi pendidikan adalah pendidik dan peserta didik. Pada hakikatnya, keberadaan pendidikan ditujukan bagi perkembangan peserta didik melalui pendidik. Dengan demikian, materi psikologi pendidikan meliputi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, lingkungan peserta didik, perbedaan karakter setiap peserta didik, dan pemahaman potensi peserta didik. Contoh Psikologi Pendidikan Ilmu psikologi di dalam pendidikan tidak hanya teori belaka, tetapi harus jelas manfaat dan penerapannya untuk kemajuan peserta didik. Mari, kita simak beberapa contoh psikologi pendidikan yang mungkin sering Bapak/Ibu temui saat mengajar. 1. Pada pengembangan kurikulum Penyusunan kurikulum harus melibatkan aspek psikologi karena keberadaan kurikulum tidak boleh menyampingkan aspek perilaku serta kepribadian peserta didik dalam konteks pembelajaran. Output terpenting dari adanya kurikulum adalah pemahaman materi pembelajaran serta perubahan perilaku peserta didik. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang mampu memfasilitasi berbagai karakter peserta didik agar berkembang bersama untuk menggali potensi yang ada di dalam dirinya. Contohnya pada kurikulum 2013, peserta didik tidak hanya dituntut untuk mahir dalam pengetahuan. Namun juga luwes, terampil, dan berakhlak baik. 2. Pada pengembangan program pendidikan Program pendidikan bisa mencakup jadwal pelajaran, jadwal ujian, distribusi level kognitif soal, dan sebagainya. Tenaga pendidik diimbau untuk bisa menganalisis program pendidikan yang ada supaya bisa diterima sebaik mungkin oleh peserta didik. Misalnya saja saat ujian jadwal pelajaran Matematika tidak digabung dengan Fisika. Hal itu karena kedua mata pelajaran memiliki tingkat kesulitan tinggi. Jika memungkinkan, jadwalkan Matematika bersama dengan Kewirausahaan karena keduanya memiliki tingkat kerumitan yang berbeda. 3. Pada sistem pembelajaran Bapak/Ibu tentu sudah paham dengan berbagai teori pembelajaran beserta metode mengajarnya. Kemunculan teori-teori tersebut tidak terlepas dari peran psikolog dalam merancang teori pembelajaran yang sesuai dengan beragam karakter individu. Meskipun masing-masing teori memiliki kekurangan, namun perannya selama ini sudah bisa membawa perubahan yang cukup signifikan bagi peserta didik. Contoh teori pembelajaran yang cukup dikenal adalah teori belajar Bandura. Sebelum merumuskan teori tersebut, Bandura mengadakan percobaan menggunakan boneka. Sekelompok anak kecil diminta untuk menyaksikan perlakuan seseorang dewasa yang anarkis pada sebuah boneka. Setelah diminta untuk memperlakukan boneka tersebut, sekelompok anak kecil tadi juga berlaku anarkis seperti halnya orang dewasa yang mereka lihat sebelumnya. Apa yang bisa Bapak/Ibu simpulkan? 4. Pada sistem evaluasi Untuk mengukur tingkat kesuksesan suatu pembelajaran, Bapak/Ibu pasti membutuhkan evaluasi. Dari hasil evaluasi inilah Bapak/Ibu bisa menganalisis seberapa jauh perubahan sikap/perilaku peserta didik. Maka, tenaga pendidik diharuskan punya pemahaman yang baik tentang landasan pendidikan dari sisi psikologis. Apakah Bapak/Ibu masih memiliki pertanyaan tentang materi ini? Jika iya, silakan buka jurnal berikut ini. Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa bermanfaat bagi Bapak/Ibu. Jangan lupa untuk tetap setia bersama Quipper Blog karena Bapak/Ibu bisa mendapatkan informasi tentang dunia pendidikan secara komprehensif. Tetap semangat dan salam Quipper!
mahasiswayang tertarik dengan masalah belajar dan pembelajaran. Akhir kata, semoga buku perkuliahan ini bermanfaat untuk seluruh mahasiswa yang berminat terhadap psikologi belajar khususnya dan psikologi pendidikan pada umumnya. Surabaya, Desember 2014 . Penulis . Rizma Fithri, S. Psi, M. Si . ii
Penasaran dengan jurusan kuliah Psikologi? Berminat masuk jurusan Psikologi, tapi masih ragu-ragu? Punya banyak pertanyaan tentang kuliah di jurusan Psikologi? Berarti kamu datang ke tempat yang tepat, karena pada kali ini, Youthmanual membuka kesempatan untuk kamu tanya-tanya tentang program studi Psikologi, sepuasnya! Caranya? 1. Registrasi dan login di kolom komen artikel ini 2. Tinggalkan pertanyaan kamu di kolom komen di bawah ini 3. Nanti pertanyaan kamu akan di jawab oleh narasumber kami 4. Jumlah pertanyaan? Bebas! Ini bukan live chat lho, gaes, jadi pertanyaan kamu nggak akan langsung dijawab detik itu juga. Bisa jadi beberapa jam kemudian. Forum tanya-jawab ini akan dibuka selama 24 jam penuh, dari hari ini, tanggal 25 Mei 2016 pukul 8 pagi WIB, sampai dengan 26 Mei 2016 pukul 8 pagi WIB. Jadi, pertanyaan yang diajukan lewat dari 26 Mei 2016 pukul 8 pagi WIB tidak akan dijawab. Sekarang kenalan dulu, yuk, sama empat nara sumber yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu! 1. Neysa Nadia Lestari Cewek cantik yang baru lulus tahun lalu ini sekarang bekerja sebagai Research Consultant di Websis for Education. Dulu Nesya kuliah di jurusan Psikologi Universitas Indonesia dengan Peminatan Psikologi Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Sejak kecil, Nesya memang bercita-cita jadi Psikolog, meskipun dulu belum tahu Psikolog itu kerjanya ngapain aja! 2. Bapak Raymond Godwin Anak-anak Binus pasti udah nggak asing lagi, nih, sama Pak Raymond, karena beliau adalah Ketua Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara. Pak Raymond adalah lulusan S1 dan S2 Universitas Indonesia jurusan Psikologi dan Psikologi Terapan dengan peminatan Intervensi Sosial. Kini beliau juga mengajar mata kuliah Psikologi Sosial, Psikologi Intervensi Sosial, Psikologi Kebijakan Publik, Logika & Penulisan Ilmiah. Berbeda dengan Neysa, cita-cita Pak Raymond waktu masih kecil malah jadi pastor! 3. Kak Penny Handayani Kak Penny sekarang menjabat sebagai Kepala Bagian Psikologi Pendidikan UNIKA Atma Jaya Jakarta. Beliau juga ngajar mata kuliah ABK, MOW, MetKual, Tes dalam Pendidikan, PPD, Psikologi Anak Berbakat, Pendidikan Berbasis Komunitas. Menariknya, ketika Kak Penny kuliah Psikologi, Kak Penny baru sadar bahwa ternyata selama ini dia adalah penyandang kesulitan belajar. Namun Kak Penny sukses survive kuliah dengan kekurangannya tersebut. Bahkan, ketika jadi psikolog, Kak Penny jadi fokus kepada anak-anak berkebutuhan khusus dan yang punya kesulitan belajar. 4. Last but not least, Shanti Nurfianti Andin, Kak Shanti ini adalah psikolog in-house-nya Youthmanual yang mengembangkan tes minat bakat yang ada di Youthmanual, lho. Tanpa beliau, beuuh... kita semua pasti kehilangan arah, deh! baper Kak Shanti adalah lulusan S1 dan S2 Universitas Indonesia jurusan Psikologi, dengan peminatan Profesi dan Psikologi Pendidikan. Di waktu senggangnya, Kak Shanti hobi blogwalking dan baca buku-buku fiksi bertema fantasi seperti Inheritance Saga, Harry Potter, dan Lord of The Rings. Ingat, gaes, malu bertanya, bisa sesat di jurusan. Yuk, lempar pertanyaan kamu di sini!
tbz8cw. v1hcuha985.pages.dev/461v1hcuha985.pages.dev/424v1hcuha985.pages.dev/85v1hcuha985.pages.dev/86v1hcuha985.pages.dev/84v1hcuha985.pages.dev/299v1hcuha985.pages.dev/30v1hcuha985.pages.dev/435
pertanyaan mahasiswa tentang psikologi pendidikan