AyatSH: Kisah Para Rasul 5:26-42 Judul: Ketaatan 32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia." 37 Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas
Pdt. Suapri Sarumaha, "Membangun Persekutuan yang Saling Mengasihi"A. saat ini, kita akan membaca dan merenungkan Firman Tuhan yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 4 32-37. Penulis Kitab ini yaitu Rasul Lukas memberitahu kita betapa dahsyatnya kemurahan hati jemaat mula-mula dalam membangun persekutuan yang saling mengasihi. Peristiwa ini tentunya dimulai dengan Petrus dan Yohanes di hadapan Mahkamah Agama, meskipun mereka diancam masuk penjara namun Petrus dan Yohanes tetap bersemangat untuk memberitakan Injil dan mereka tetap taat kepada Allah daripada IsiSegenap jemaat mula-mula mereka memberi dukungan kepada Petrus dan Yohanes dengan dengan melakukan aksi dengan cara, sbb Pertama, Mereka Sehati sejiwa. Jemaat mula-mula memberi kita gambaran mengenai komunitas yang telah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus pada zaman itu, mereka sehati dan sejiwa. Mereka satu tujuan dan satu semangat untuk saling mengasihi dan saling menolong dalam nama Yesus Kitab Kisah Para Rasul 4 32, Firman Tuhan mengatakan “ Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.” Melalui pernyataan Firman Tuhan ini, kita mendapatkan informasi tentang jemaat mula-mula, bahwa pertama mereka adalah kumpulan orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Kedua mereka orang-orang yang sehati dan sejiwa. Ketiga, tidak seorangpun diantara mereka yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang dimilkinya adalah kepunyaannya sendiri. Keempat segala sesuatu adalah milik bersama. Sungguh luar biasa ! mereka bersatu padu dalam membangun persekutuan dan menerima, mempelajari dan meyakini, Firman Tuhan mereka sangat merindukan Firman-Nya yang membawa sukacita dan Damai sejahtera. Mereka menyatakan bahwa segala sesuatu yang menjadi milik mereka adalah kepunyaan bersama. Hal tersebut sudah sangat langka dan bahkan nyaris sulit ditemukan pada jaman sekarang. Kedua, Memberi Kesaksian tentang Kebangkitan Tuhan Yesus. Dalam Kitab Kisah Para Rasul 4 33, Firman Tuhan menyatakan “ Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.” Secara eksplisit melalui Firman Tuhan ini Rasul Lukas menyampaikan didikan dan ajaran Injil Yesus Kristus dengan dua halPertama, bahwa dengan kuasa yang besar, rasul-rasul memberi kesaksian mengenai kebangkitan Yesus Kristus, anak tunggal Allah Bapa, adalah Mesias dan Juru Selamat kita dan semua orang yang percaya kepada-Nya. Kedua, bahwa mereka semua hidup dalam kasih karunia yang berlimpah-limpah. Mereka semua! Bukan sebagian besar atau sebagian kecil, tetapi mereka semua, hidup dalam kasih karunia Tuhan Yesus Kristus yang Mereka menjual Tanah atau Rumah kepunyaannya, lalu mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul. Dalam Kitab Kisah Para Rasul 4 34-35, Firman Tuhan menyatakan “ Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka ; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul ; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Melalui Firman Tuhan ini, dapat diketahui dengan sangat jelas gambaran tentang kehidupan orang-orang yang percaya dalam perseketuan jemaat mula-mula, ia menyatakan bahwa tidak ada seorang pun di antara mereka yang berkekurangan, mengapa ? karena Pertama, semua orang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu,Kedua, hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasu-rasul,Ketiga, hasil penjualan yang di letakkan di depan kaki rasul-rasul, dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan orang percaya sangat mulia pada zaman itu, didasari oleh ajaran kasih Tuhan Yesus Kristus, hal yang demikian itu tent u benar-benar sangat menyenangkan hati Yusuf yang disebut Barnabas. Dalam Kitab Kisah Para Rasul 4 36-37, Firman Tuhan menyatakan “Demikian pula denga Yusuf,yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual lading, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Melalui ayat-ayat Firman Tuhan tersebut kita dapat memahami bahwa di antara mereka ada seorang Lewi dari Siprus yang bernama Yusuf yang disebut Barnabas sudah menjual ladang miliknya, kemudian uang hasil penjualan ladangnya itu diletakkan di depan kaki rasul-rasul. Yusuf dengan ikhlas menjual ladang miliknnya, lalu diserahkan kepada para rasul, baik untuk pelayanan pemberitaan dan pengajaran Injil Firman Tuhan, maupun dibagi-bagikan kepada setiap orang yang perlu mendapat RenunganAyat-ayat Firman Tuhan yang kita simak dan pelajari tersebut menginformasikan kepada kita saat ini tentan perbuatan jemaat orang-orang percaya mula-mula yang sangat luar biasa pada zamannya. Mereka sudah berbuat baik dan sangat baik, serta sangat mengagumkan dan mengherankan banyak orang di berbagai zaman. Secara duniawi, berbagi kasih, berbagi uang dan berbagi harta pribadi menjadi milik bersama seperti itu tidaklah mudah dilakukan. Bagaimana mungkin menjual tanah atau rumah dan uang hasil penjualan di bagi-bagi kepada semua orang dengan cuma-cuma. Namun percalah! Imanilah! bahwa Firman Tuhan Ya dan Amin, memang benar bahwa kisah berbagi harta dan uang jemaaat orang-orang percaya mula-mula itu terjadi dan mereka hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Pada jaman kita sekarang sekalipun kita tidak menjual segala milik kita dan membawanya ke depan kaki para hamba Tuhan, namun kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita sudah berbagi kasih. Kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita sudah berbuat yang baik dan sangat baik dalam Tuhan Yesus Kristus dengan saling mengasihi, saling menolong dengan ikhlas tanpa ada unsur cari nama da pencitraan, seperti jemaat orang percaya mula-mula, mereka tidak langsung memberikan bantuan kepada yang membutuhkan tetapi melalui para rasul, mengapa? Karena, mereka menolong sesama secara ikhlas tanpa ada maksud lain, bukan untuk cari nama, bukan pencitraan tetapi benar-benar ikhlas. D. PenutupBerbahagialah kita yang sehati dan sejiwa, dalam membangun persekutuan yang saling mengasihi. Tentu kita terus melakukan yang baik saling berbagi dan melakukan yang terbaik dalam beribadah, berdoa, bersyukur, memuji, memuliakan, dan memberi persembahan dan melayani Tuhan, karena Dia telah menyediakan bagi kita kehidupan dengan kasih karunia yang berlimpah-limpah dan juga hidup yang kekal yang penuh sukacita dan damai Pdt. SUAPRI SARUMAHA, Pendeta AFY Resort 21 Amandraya.
RenunganMinggu, 11 April 2021 BERTUMBUH DALAM MEMBERI KESAKSIAN TENTANG KEBANGKITAN YESUS (Kisah Para Rasul 4: 32-37) "Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah." (Kisah Para Rasul 4: 33) oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th Bertumbuh dalam Memberi Kesaksian []
Berkumpul bersama-sama pada waktu yang sama dan melakukan aktivitas yang sama belum tentu memiliki kebersamaan. Waktu, tempat dan jenis kegiatan yang sama hanya menyediakan kebersamaan bagi raga. Belum tentu ada kesatuan jiwa. Kebersamaan sejati dimulai dari hati dan diwujudkan melalui kebiasaan berbagi. Tanpa motivasi tulus dari dalam hati pemberian bantuan hanyalah keterpaksaan atau pencitraan sosial. Tanpa kebiasaan berbagi kebersamaan hanyalah slogan yang menjengkelkan. Tanpa keduanya, ada banyak orang yang merasa kesepian di tengah keramaian. Dalam hiruk-pikuk perbincangan dan kegiatan mereka justru akan merasa dipinggirkan. Komunitas Kristen dipanggil untuk berbagi. Itupun harus dimulai dari hati. Namun, sikap hati seperti apa yang diperlukan? Bagaimana mendapatkan sikap hati seperti itu? Kebersamaan seperti apa yang diharapkan dalam komunitas orang percaya? Teks kita hari ini akan menjawab deretan pertanyaan ini dan beberapa pertanyaan lain seputar berbagi kehidupan. Dari sisi struktur teks hari ini dapat dibagi menjadi dua fondasi ayat 32-33 dan aksi ayat 34-37. Fondasi berbicara tentang apa yang mendorong jemaat mula-mula untuk berbagi. Aksi berbicara tentang wujud konkrit dari kebiasaan berbagi tadi. Fondasi ayat 32-33 Apa yang kita lihat di 432-37 tidak boleh dipisahkan dari 423-31. Secara lebih spesifik, kebiasaan gereja mula-mula di 432-37 merupakan wujud dari mereka dipenuhi oleh Roh Kudus di 431. Ada kebiasaan baru yang muncul dari pengalaman rohani ini. Observasi ini seharusnya tidak mengagetkan. Kita sudah melihat pola yang sama sebelumnya. Pada saat jemaat mula-mula dipenuhi oleh Roh Kudus pada Hari Pentakosta 21-11 dan banyak orang bertobat melalui khotbah Petrus 237-41, kumpulan orang percaya tersebut juga menunjukkan kebiasaan baru 242-47. Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul, persekutuan, sakramen dan doa. Kemiripan pola di atas menyiratkan bahwa kehadiran Roh Kudus dalam komunitas Kristen pasti membawa transformasi dalam berbagai sisi. Ada kegairahan dan dinamika. Ada kebiasaan baru yang positif. Tercipta sebuah kultur yang melampaui kebajikan pada umumnya. Jadi, Roh Kudus bukan hanya memberikan karunia-karunia rohani yang terlihat spektakuler. Dia juga memampukan setiap orang percaya untuk memainkan mengambil bagian dalam kehidupan sesama. Orang yang dipenuhi Roh Kudus hatinya ditarik ke arah vertikal bagi Allah dan horizontal bagi orang lain. Kebiasaan berbagi di 434-37 bukan sebuah respons spontan yang emosional. Jemaat mula-mula secara sadar melakukanya. Modal untuk berbagi bukan hanya materi, tetapi hati, teologi dan anugerah ilahi. Mari kita menguraikan masing-masing poin ini. Pertama, hati ayat 32a. Kumpulan orang percaya dalam kisah ini memiliki kesatuan hati dan jiwa. Kesatuan tampaknya menjadi salah satu ciri khas dari jemaat mula-mula lihat 246. Di dalam Kristus mereka memiliki kesamaan-kesamaan baru yang jauh melampaui semua perbedaan yang ada satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Bapa Ef. 44-6. Tanpa intervensi Roh Kudus jemaat mula-mula tidak akan mampu untuk memelihara kesatuan. Jumlah mereka telah bertambah secara luar biasa. Dari 120 orang menjadi ribuan orang dalam waktu sekejap. Jumlah yang besar jelas membuat upaya mempertahankan kesatuan menjadi lebih sukar. Jenis keragaman semakin meningkat. Kepentingan masing-masing orang semakin mencuat. Walaupun demikian, Roh Kudus mampu berkarya melampaui semua kesulitan yang ada. Kedua, teologi ayat 32b. Kumpulan orang percaya di 432-37 tidak hanya memiliki kesatuan hati. Mereka juga mempunyai kesatuan teologi. Semua mengadopsi pandangan yang sama. Tidak ada seorangpun di antara mereka yang beranggapan bahwa “sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama” ayat 32b. Hati selaras dengan teologi yang diyakini. Ajaran yang benar mengontrol perasaan. Apakah arti dari ayat 32b di atas? Apakah teks ini mengajarkan prinsip harta bersama seperti dalam masyarakat Qumran abad ke-2 SM atau prinsip kesamarataan seperti dalam komunisme? Pembacaan sekilas sudah cukup untuk menemukan perbedaan-perbedaan penting antara gaya hidup jemaat mula-mula dan masyarakat Qumran/komunisme. Tidak ada keharusan bagi jemaat mula-mula untuk menjual semua harta mereka dan menyerahkannya untuk kepentingan bersama 54. Sebagian jemaat masih memiliki rumah yang dijadikan tempat untuk beribadah secara bergantian 245-46. Penekanan dalam teks ini terletak pada ide tentang “penatalayan” stewardship versus “kepemilikan” ownership. Apapun yang Allah berikan kepada kita merupakan sebuah penatalayanan. Kita hanya dipercaya oleh Allah untuk mengurus pemberian itu secara bijaksana. Posisi kita lebih ke arah “pengatur” manajer daripada “pemilik” owner. Dengan kesadaran sebagai para penatalayan, jemaat mula-mula tidak berani mengklaim bahwa “sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri” 432b. Ada bagian yang memang kita juga bisa nikmati, tetapi kenikmatan itu tidak boleh “sendiri”. Orang lain juga berhak menikmati apa yang kita miliki. Itulah sebabnya jemaat mula-mula berani berkata “segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama” 432b. Ketiga, anugerah ilahi ayat 33. Sikap hati 432a dan teologi 432b jemaat mula-mula tidak dapat dipisahkan dari Injil Yesus Kristus 433. Semua hal baik ini dimulai dari pemberitaan Injil kematian dan kebangkitan Yesus. Kuasa ilahi dalam pemberitaan Injil bukan hanya terlihat melalui mujizat. Kuasa ilahi juga dinyatakan melalui pencurahan anugerah ilahi. Pemberitaan Injil yang terus-menerus membuat jemaat mula-mula hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah 433b. Secara hurufiah bagian ini berbunyi “dan kasih karunia yang besar/melimpah ada atas mereka semua” mayoritas versi Inggris. Kata sambung “dan” te mengaitkan pemberitaan Injil di ayat 33a dengan pemberian kasih karunia Allah yang melimpah di ayat 33b. Pemberian ilahi inilah yang mendorong mereka untuk berani memberi diri bagi orang lain. Kasih karunia melimpah mengubahkan kita menjadi pribadi yang tidak kikir dan tidak serakah. Sebagaimana Allah telah mencari dan menyelamatkan orang berdosa, demikian pula orang percaya mencari dan menyelamatkan orang yang tidak punya apa-apa. Kebenaran ini bertabrakan keras dengan berita di banyak mimbar gereja. Jemaat memang didorong untuk memberi, tetapi bukan melalui berita Injil. Mereka dimotivasi dengan janji-janji kenikmatan duniawi banyak memberi akan banyak diberkati. Ini adalah pemutarbalikan kebenaran! Kita memberi karena sudah diberkati. Di dalam kematian dan kebangkitan Kristus kita sudah menerima lebih daripada yang kita pantas dapatkan. Hanya mereka yang benar-benar puas di dalam Kristus yang mampu untuk menyampahkan dunia. Aksi ayat 34-37 Kita sering menemukan di dalam Alkitab bahwa imperatif perintah didahului dengan indikatif pernyataan. Tindakan praktis dilandaskan pada alasan teologis. Apa yang kita lakukan didorong oleh apa yang Allah lakukan. Pola itulah yang kita temukan di sini. Aksi 434-37 bersumber dari hati 432a, teologi 432b, dan anugerah ilahi 433. Ribuan orang Yahudi yang bertobat dari pasal 2-4 kemungkinan besar adalah para peziarah dari berbagai daerah yang sedang merayakan Hari Raya Pentakosta lihat 21-11. Tatkala mereka bertobat, mereka memutuskan untuk tinggal di Yerusalem lebih lama. Perbekalan mereka sangat mungkin tidak lagi memadai. Mereka tidak mampu membayar sewa penginapan maupun kebutuhan sehari-hari mereka. Di tengah situasi seperti ini jemaat mula-mula tidak berdiam diri. Mereka memberi diri. Mereka belajar untuk berbagi. Apa yang dilakukan oleh mereka di sini terbilang luar biasa. Kemurahhatian mereka melebihi praktek kebajikan pada zamannya. Sebagai contoh, pada zaman itu tanah atau rumah merupakan sumber kekayaan, status sosial dan jaminan utama. Semakin banyak tanah/rumah yang dimiliki, semakin seseorang dihormati. Semakin banyak ladang berarti semakin banyak penghasilan. Semakin banyak properti semakin tenang sampai tua nanti. Ketika seseorang menjual tanah/rumah dan diberikan untuk kepentingan bersama, orang itu mungkin telah mengurbankan harta utama, sumber penghasilan utama, martabat dalam komunitas maupun ketenangan hari tua. Hal lain yang membuat kemurahhatian jemaat mula-mula terlihat sangat menonjol adalah pemberian yang tanpa pilih dan pamrih. Menurut kebiasaan pada waktu itu, banyak orang cenderung memberi kepada orang lain yang memiliki status sosial yang sama. Pemberian itu juga umumnya bersifat resiprokal. Maksudnya, memberi supaya diberi. Ada pamrih. Tidak demikian dengan jemaat mula-mula di 434-37. Tidak ada keuntungan yang mereka dapatkan dari penerima bantuan. Yang diberi juga orang-orang yang secara sosial dan ekonomi lebih rendah daripada mereka. Yang tidak kalah menarik, para pemberi di jemaat mula-mula meletakkan hasil penjualan di depan kaki para rasul untuk dikelola. Bukan kebetulan jika keterangan ini dituliskan sebanyak dua kali 4;35, 37; juga 52. Cara pemberian seperti ini mengurangi godaan arogansi dan dominasi. Si pemberi tidak akan tahu siapa yang menerima pemberian itu. Dia tidak memiliki ruang untuk menyombongkan diri maupun mengontrol penerima bantuan. Pola ini berbeda dengan kebiasaan pada zaman itu. Sebagian orang kaya memang melindungi dan memberi bagi kumpulan orang tertentu. Pemberi akhirnya memiliki dominasi. Penerima memberikan loyalitas pada pemberi. Dua hal ini tidak akan terjadi di jemaat mula-mula. Tidak ada ketergantungan pada orang kaya karena semua diberikan melalui gereja. Para rasul juga bisa dipercaya. Mereka menyalurkan pemberian kepada yang membutuhkan 435, bukan untuk memperkaya diri sendiri. Soli Deo Gloria.
FAYH dan kirimkanlah kuasa penyembuhan-Mu. Kiranya banyak mujizat dilakukan atas nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus." TB: Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."
Sesuai SBU - Rabu, 9 Oktober 2013 432 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 433 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 434 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 435 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 436 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 437 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. LATAR BELAKANG Kisah Para Rasul adalah suatu kitab yang memuat kisah pelayanan Kristus Yesus melalui hidup para murid-NYA. Ditulis oleh Lukas, kitab ini lebih merupakan lanjutan atau lampiran dari Injil Lukas daripada suatu kitab yang berdiri sendiri. Secara Garis Besar, kitab ini memuat 1. Permulaan Jemaat 2. Penyebaran Jemaat ke Yudea dan Samaria 3. Perjalanan Misi Paulus yang Pertama 4. Sidang di Yerusalem dan Perjalanan Paulus yang Kedua 5. Perjalanan Misi Paulus yang Ketiga 6. Paulus dalam Penjara di Roma dan Perjalanannya ke Roma Bacaan kita pekan ini di berada dalam konteks permulaan jemaat. Struktur adalah sbb 1. Penangkapan terhadap Petrus dan Yohanes 2. Cara hidup jemaat mula-mula Perhatikan bahwa sebenarnya bersambung ke dan merupakan satu kesatuan kisah yang memperlihatkan 1. Cara hidup jemaat - Pola kehidupan yang mencerminkan kesatuan, saling berbagi dan saling menolong. 2. Sikap Barnabas - cara hidup yang positif 3. Sikap Ananias dan Safira - cara hidup yang negatif Jadi ada ajaran tentang pola/cara hidup jemaat yang diikuti oleh contoh sikap positif dan negatif. URAIAN 2 Topik akan coba kita angkat yang menjelaskan bacaan kita pekan ini. 1. KESATUAN GEREJA - Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Ajaran Kristus Yesus tentang mengasihi ALLAH dan manusia di adalah dasar utama cara pikir dan pandang orang-orang percaya. Mengasihi bukan saja secara spiritual, tetapi berbuah dalam tindakan yang mengasihi sesama secara fisik dan materi. Hal ini ditunjukkan di ayat ini, bahwa harta milik mereka, tidak mereka anggap sebagai milik pribadi. kepemilikan harta bagi mereka lebih merupakan berkat yang harus dibagi kepada sesama yang membutuhkan. Ayat ini merupakan penegasan Lukas sebagai penulis kitab ini, akan apa yang ia paparkan sebelumnya mengenai ketulusan hati dan kesatuan jemaat di = 244 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 245 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 246 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati. perhatikan kata "bergilir" Bandingkan - Ulangan 154, 7-8 = 154 Maka tidak akan ada orang miskin di antaramu, sebab sungguh TUHAN akan memberkati engkau di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk menjadi milik pusaka, 157 Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu, 158 tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia perlukan. Perhatikan bahwa tindakan mereka ini bukan digerakkan oleh hukum atau aturan, tetapi digerakkan oleh Kasih yang merupakan ajaran Kristus Yesus. Band. = 317 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? 318 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Faktor keadaan ekonomi yang memburuk dengan adanya kesulitan pangan akibat panen gagal, kelaparan dan kerusuhan politik ditambah dengan tekanan orang-orang Yahudi yang bukan pengikut Kristus Yesus, justru menambah erat perasaan senasib dan membangun kesatuan Gereja lebih erat di Yerusalem pada masa itu. Kemurah-hatian seperti ini berbeda dengan konsep sosialis komunis, karena tidak ada kewajiban untuk menyerahkan harta pribadi sebagai milik bersama, tetapi kepunyaan bersama hanya digerakkan oleh ketulusan hati yang penuh belas kasih dalam suatu kesatuan. 433 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Perhatikan, bahwa pusat dari kesaksian mereka terletak pada "Kebangkitan Tuhan Yesus". Kekuatan kesaksian tersebut, bukan saja terletak pada kekuatan untuk mengadakan mujizat, tetapi lebih pada "kasih karunia yang berlimpah-limpah bandingkan dengan ucapan Kristus Yesus di = 1334 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. 1335 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi. Dengan demikian, kesaksian mereka memenuhi nubuatan bahwa yesus adalah Mesias dan Juruselamat yang dinanti-nantikan selama ini Bandingkan Sama seperti Kristus Yesus yang tumbuh dengan penuh hikmat, demikian juga dengan Gereja Kristus bertumbuh dengan kasih karunia ALLAH Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya 434 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 435 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Bila dibandingkan dengan = dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. - maka saling berbagi dengan sukarela di kepunyaan bersama itu telah menjadi kebiasaan, sedang di perihal menjual kepunyaannya lebih merupakan kejadian yang sekali-sekali terjadi. Dan kelanjutan hasil penjualan di memperlihatkan kepercayaan penuh jemaat kepada rasul-rasul sebagai pihak yang dapat dipercaya penuh untuk menggunakan hasil penjualan harta mereka tersebut. selanjutnya dalam perkembangannya pembagian tersebut diceritakan di dst. Ini jelas memperlihatkan bahwa kekristenan adalah tindakan dan bukan hanya kata-kata belaka. Kesaksian di dilanjutkan dengan tindakan di 2. BARNABAS YANG MURAH HATI - 436 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 437 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Siapakah Barnabas ini? -. Nama aslinya adalah Yusuf, seorang Lewi dari Siprus, anak penghiburan -. Anggota Gereja Yerusalem -. Memiliki karunia rohani sebagai nabi dan pengajar -. Disebut rasul Pelayanannya Di Yerusalem -. Menjual seluruh hartanya dan memberikan seluruh uangnya kepada para rasul untuk menolong orang miskin -. Utusan dari gereja Yerusalem ke Antiokhia Bersama Paulus -. Ia adalah orang pertama yang percaya pada perubahan paulus -. Ia pergi ke Tarsus mendapatkan Saulus dan membantunya dengan gereja baru di Antiokia -. Gereja di Antiokia mengutus Barnabas dan Saulus kepada gereja di Yerusalem dengan sumbangan bagi orang miskin -. Barnabas dan Paulus pergi ke perjalanan misi mereka yang pertama -. Mereka melaporkan kepada jemaat di Yerusalem untuk menjelaskan dan mendokumentasikan karya misi mereka di antara bangsa-bangsa lain - sidang di Yerusalem. -. Perselisihan pendapat pertama kali terjadi antara Barnabas dan Paulus adalah tentang hukum mengenai makanan Yahudi dan persekutuan Yahudi -. Barnabas dan Paulus merencanakan perjalanan misi kedua, tapi kemudian pecah sengketa atas kemenakan Barnabas, Yohanes Markus yang meninggalkan pekerjaan pada perjalanan misi pertama Paulus menolak untuk membawa Yohanes Markus pada perjalanan misi kedua, sehingga tim itu berpisah menjadi 2 tim; Barnabas & Yohanes Markus serta Paulus & Silas Perhatikan di sini, bahwa Barnabas adalah orang Lewi. Biasanya orang Lewi tidak memiliki tanah apapun band. Tetapi Barnabas bukan hidup di Israel, melainkan di Siprus. menurut beberapa teolog, biasanya aturan kepemilikan tanah bagi suku Lewi ini tidak berlaku ketika mereka hidup luar tanah Israel. Sesuai dengan pemaparan di bagian Latar Belakang di atas, maka karakter Barnabas ini mewakili sifat dan cara hidup yang positif dari jemaat yang memberi dengan ketulusan hati penuh tanpa mengharapkan imbalan apapun juga, kecuali karena mempraktekkan ajaran kasih Kristus Yesus. Dari pemaparan tentang riwayat hidup Barnabas di atas, kita dapat melihat betapa besar peran Barnabas dalam penginjilan, dalam mensukseskan pekerjaan rasul Paulus, dalam membantu dan membentuk Yohanes Markus di kemudian hari menulis Injil Markus dan bagi perkembangan Gereja Kristus. Selanjutnya Lukas menulis kelanjutan kisah ini di tentang pribadi Ananisas dan Safira, yang menganut cara hidup yang negatif, yang akan kita bahas dalam waktu yang lain. APLIKASI 1. FOKUS Gereja sehati dan sejiwa dalam kesatuan. Itu karena mereka berfokus hanya pada kebangkitan Yesus Kristus dan janji kedatanganNYA. Dalam kebangkitan dan janjiNYA, ajaran KASIH diterapkan dengan konsisten/teguh. Banyak kali gereja saat ini tidak lagi fokus pada tujuan awalnya, sehingga fokus pelayanannya berpindah ke visi duniawi. Bayangkan bahwa sebagai gereja, seringkali kita habis energi dan daya untuk menekuni kegiatan seremonial, seperti rapat atau sidang yang menghabiskan waktu, tenaga dan dana, sementara pelayanan kasih menjadi pelengkap. Segala kegiatan dilaksanakan untuk menggalang dana, dan akhirnya dana yang didapat dihabiskan hanya untuk pembangunan fisik dan pembiayaan urusan internal gereja, tetapi kegiatan pembinaan/pembelajaran Firman Tuhan dan pelayanan kasih mendapat perhatian yang kurang penting. Komunitas gereja menjadi komunitas pencarian dana, perlombaan paduan suara bahkan olah raga, persidangan dengan biaya tinggi, padahal seharusnya gereja menjadi komunitas yang berpendidikan rohani cukup, yang akan menjadikan warga komunitas tersebut perduli terhadap masyarakat dan masalah-masalah sosial yang timbul. Mari kembalikan fokus gereja sebagai tempat kesaksian, bahwa Kristus Yesus benar-benar telah bangkit, bahwa Roh Kudus yang IA janjikan telah turun, dan Yesus Kristus akan datang kembali - dengan menerapkan ajaran KasihNYA, dan bukan hanya jadi slogan. Ingatlah bahwa mengasihi bukan anjuran, tetapi Perintah Yesus Kristus 2. MOTIVASI Bacaan kita mengajarkan, bahwa Barnabas adalah orang yang fokus dalam kesaksiannya sebagai orang percaya dan melaksanakan ajaran Kristus secara total. Motivasinya dalam memberi hartanya adalah tulus dan murni oleh karena Kasih, bukan untuk memperoleh nama, pujian dan status. Ananias dan Safira di memberi dengan motivasi lain, yaitu memperoleh keuntungan dipuji dan memperoleh nama besar, sehingga mereka memperoleh hukuman yang setimpal. Ananias dan Safira modern sering kita temukan dalam pelayanan, mereka sering meluangkan waktu untuk pelayanan, memberikan tenaga dan harta - hanya untuk memperoleh status sosial terpandang di jemaat. Untuk itu, mari menjadi Barnabas-barnabas masa kini dengan apa yang kita miliki seperti waktu, tenaga dan harta kita, dengan motivasi yang benar dihadapan ALLAH - yaitu Kasih yang diajarkan Kristus - Jakarta, Jumat 27 September 2013
BERTUMBUH DALAM MEMBERI KESAKSIAN TENTANG KEBANGKITAN YESUS (Kisah Para Rasul 4: 32-37) "Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah." (Kisah Para Rasul 4: 33) oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 4:32-5:14) Pelajaran bagi kita dari 4:32-5:14 banyak sekali: Allah mau kita tidak egois. Allah mau kita bersatu. Allah mau kita bersatu. Allah mau kita mendu
Klik Ayat Alkitab Tafsiran Act / Kisah Para Rasul 432-37 Act 432 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Act 433 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Act 434 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa Act 435 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Act 436 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Act 437 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tafsiran Wycliffe Perlawanan Pertama Dari Para Pemimpin Yahudi 41-37. Salah satu tujuan utama dari penulisan Kitab Para Rasul ialah menunjukkan, bahwa orang-orang Yahudi yang telah menolak dan menyalibkan Yesus, melanjutkan pemberontakan mereka terhadap Allah dengan menolak Injil tentang Yesus yang telah bangkit dan naik ke surga sebagaimana diberitakan oleh para rasul. Pasal ini membahas awal dari perlawanan tersebut, yang mencapai puncaknya pada usaha orang-orang Yahudi untuk membunuh rasul Paulus ketika ia berkunjung ke Yerusalem untuk terakhir kalinya 2312-15; 251-3. 32. Ayat 32-37 berisi suatu ringkasan yang lain tentang sifat persekutuan Kristen yang mula-mula itu, yang serupa dengan yang terdapat di dalam 242-47. Salah satu ciri khas yang menonjol dari Gereja yang dipenuhi Roh ini ialah kesatuan, suatu rasa bersatu yang termanifestasikan dalam saling membagi kekayaan materi. 34. Untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Kristen yang miskin, orang-orang percaya yang lebih kaya menjual tanah atau rumah mereka, lalu mempersembahkan uang itu untuk dipakai bagi kesejahteraan bersama. 35. Para rasul mengawasi pelayanan kasih ini, yang dilaksanakan bukan berdasarkan azas kesetaraan, tetapi pada azas kebutuhan pribadi. 36-37. Satu orang Kristen memperoleh perhatian khusus, yaitu Yusuf, seorang Kristen Yahudi yang berasal dari pulau Siprus, yang memiliki sanak keluarga di Yerusalem bdk. 1212; Kol. 410. Nama keluarganya, Barnabas, dapat berarti anak penghiburan, atau anak yang memberi semangat atau dorongan. Nama-nama keluarga semacam itu, sering kali diberikan kepada orang-orang untuk menunjukkan watak ayat Alkitab / tafsiran Software e-sword dan
B Perlawanan Pertama Dari Para Pemimpin Yahudi ().Salah satu tujuan utama dari penulisan Kitab Para Rasul ialah menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi yang telah menolak dan menyalibkan Yesus melanjutkan pemberontakan mereka terhadap Allah dengan menolak Injil tentang Yesus yang telah bangkit dan naik ke surga sebagaimana diberitakan oleh para rasul. KisahPara Rasul 4:32-37. 4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus

DaftarAyat. Kisah Para Rasul 4:32-37. Cara hidup jemaat. 4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

mbrprM.
  • v1hcuha985.pages.dev/127
  • v1hcuha985.pages.dev/319
  • v1hcuha985.pages.dev/248
  • v1hcuha985.pages.dev/282
  • v1hcuha985.pages.dev/437
  • v1hcuha985.pages.dev/403
  • v1hcuha985.pages.dev/234
  • v1hcuha985.pages.dev/135
  • kisah para rasul 4 ayat 32 37